Rabu, 08 Agustus 2018

Mengapa 68?

Mengapa 68?

            Awalnya aku tidak memikirkan masuk sma 68, tapi masuk, kenapa? Pertama, sekolah ini pastinya bagus karena banyak alumni masuk ITB. Kenapa ITB? Karena aku mau masuk sana, permasalahan selesai. Kedua, aku mau melatih kemandirian dan kedisiplinan, dan 68 adalah sekolah yang terkenal akan kemandirian dan kedisiplinannya. Ketiga, karena rumahku dekat sama 68, yes meskipun gak sedekat 77 yang tinggal mengambil kurang dari tiga ratus langkah dari rumahku menuju 77. Selain dari itu semua, 68 merupakan sekolah yang perfect buatku. Saingan tidak terlalu berat, banyak temen yang masuk 68 dan bisa mengenal teman-teman yang tidak kukenal sebelumnya supaya bisa melihat berbagai sifat orang lain dari prespective lain untuk belajar menerima ornag lain yang sifatnya berjalan kebelakang dariku.

            SMAN 68 adalah sekolah yang sangat banyak kegiatan dan pr-prnya. Ya, tempat ini seperti neraka yang tiada hentinya hujan pr dan tugas dari sekolah apalagi ada berbagai gur yang tidak kusuka. Tapi mengapa kupilih sekolah neraka ini? Well, jawabannya sangatlah simple karena gw adalah pemalas yang taunya hanya bisa main games meskipun besok ujian jadi aku harus memenuhi kegiatanku dirumah mengerjakan tugas dari sekolah. Yang paling menyebalkan adalah harus kerja kelompok, ya menyebalkan karena SEMUA RUMAH ORANG YANG GW KENAL JAUH CUYY. Yes jawaban paling simple. Guru favoritku adalah Pak Budi yang dibilang diseluruh 68 adalah guru yang paling banyak teriaknya perjam. Ya perjam, kenapa? Karena itulah guru terbaik yang pernah aku temui.

            Kenapa aku memilih 68? Karena untuk suasana yang baru. Play Group, TK, SD, SMP semuanya swasta, dan ini pertama kalinya aku memasuki SMAN 68 yang bukan swasta tetapi sekolah negri yang aku cintai dan banggakan labschool!! Ya, masih ada rasa-rasa labschool di lidah gw yang sebentar lagi akan menghilang karena pelan-pelan akan di brainwash oleh 68 karena puluhan lagu yang harus dihafalkan. Saya masuk sekolah ini karena ada ekskul bulutangkis. Saya sendiri sih bukan pro tetapi aku ingin mempelajari bulu tangkis dengan segala kemampuanku. Dan mungkin untuk menurunkan berat badan juga.

            Yes, jadi itulah mengapa aku memilih 68. Agak singkat sih, tapi padat dan insyaallah aku akan menjadi orang yang lebih baik di 68 dan bisa mencapai cita-citaku sebagai professional gamer dan memenangkan tournament di setiap negara dan mendapatkan uang untuk menafkahi keluargaku nanti, karena main games adalah hobi saya. Ya, agak berlebihan tetapi itulah cita-citaku, PASSIONKU.

Misteri Obor

Misteri Obor

            Namaku Leah, aku berumur 15 tahun. Lahir di Jember tahun 2022. Selama hidupku aku belum pernah merasakan yang namanya Asian Games. Belum pembukaanya. Asian Games ditiadakan dari tahun 2018. Tahun terakhir Asian Games ditiadakan. Asian games berlangsung selama lima tahun sekali, dengan pembukaan yaitu Obor Adian Games. Pada saat aku lahir, Asian Games sudah tidak ada lagi. Hanya kenangan mama dan papaku. Mereka ikut berpatisipasi dalam pembukaan asian games, hanya pembukaannya saja, dan bagi mereka itu adalah kenangan yang paling membahagiakan pada masa mereka. Meskipun saya masih 15 tahun, saya ingin tahu apa penyeba ditiadakannya asian games dan kenapa mereka meniadakannya.

            Pagi yang cerah bersinar melewati jendelaku, sepertinya ada yang membuatku bangun. “KAAAAK! bangun cepetan udah kesiangan inii!”. Ya, itu mamaku teriak-teriak membangunkanku untuk sekolah. “Iyaaa bentarr!”. Aku cepat cepat ke kamar mandi membawa handuk dan seragam sekolah. Setelah mandi, aku memakai seragam sekolahku dan sarapan di meja makan bersama papaku yang baru bangun. “Kakak pagi banget bangunnya, emang ada acara apa di sekolah?” Tanya papaku. “Nggak ada pa, cuma aku sekarang sekarang ini mau bangun pagi biar nggak telat terus”. “Ayo kak siap-siap berangkat gih sama papa, entar telat.”. “Iya mah” Kataku malas sudah beberapa kali dibilangin mama. Aku pun berangkat ke sekolah dianterin ayahku sekalian ia berangkat kerja ke kantor.

            Sampai di sekolah, aku bertemu sahabatku namanya Seta. Dia baik hati dan suka menolong siapapun yang bermasalah. Singkat katanya, dia disukai banyak orang seperti dia adalah sahabat baik semua orang. Bel sekolah telah berbunyi, aku memasuki kelasku Bersama beberapa temanku sekelas. Pelajaran pertama yang sangat membosankan, Bahasa Indonesia. Dua jam yang membosankan kuhabiskan untuk menggambar, tentu gambarku jelek tapi sudah menjadi hobiku. Bel istirahat berbunyi, aku langsung keluar kelas dan dicegat guru bimbingan konseling. “Leah, kamu ikut keruanganku sekarang. Ada hal penting yang harus kita bicarakan” itulah kata bu Dini, guru yang paling menyebalkan di sekolah ini. Aku memasuki ruang BK yang sangat menyeramkan (gak sih lebay aja) dan gelap. Aku melihat banyak kertas-kertas seperti dokumen yang berantakan. Aku diberikan secarik kertas, ia menyuruhku membaca. Judulnya adalah OBOR AG. “OBOR AG, sepertinya aku pernah mendengar antara percakapan mama dan papaku di dapur” kataku dalam hati. “Leah. Ini adalah persiapan Obor Asian Games yang pertama kali kita akan laksanakan dalam 19 tahun ini. Pemerintah sudah lama merencanakan ini. Kita akan menyeleksi kamu untuk menjadi pesrta pertama untuk melaksanakan Obor Asian Games.

            “Obor Asian Games? Bukannya Asian Games sudah ditiadakan!?.” Kataku bingung. “Ya, Asian Games memang ditiadakan dari dunia karena pembukaan ini, Obor Asian Games. Leah, kau tidak boleh memberitahu orangtuamu. Bahkan sahabat mu Leah!” tegas Bu Dini. “Obor Asian Games dulunya adalah kegagalan seluruh Asian games karena terdapat banyak korban yang obor yang tidak selamat” kata Bu Dini. Ini adalah permulaan dari Obor Asian Games yang tidak kuduga, seperti cerita-cerita menyeramkan. Obor Asian Games memang berbahaya.